Jumat, 05 Juni 2009

Cerpen " Cerita hati "

Bias binar pelangi menghiasi jendela langit ketika hujan mulai reda. Dedaunan memuntahkan butiran air yang membasahi tanah Indonesia yang subur. mataku menjelajah diantara lampu lampu kerucut kota. mereka dua sejoli tengah asyik bercerita di bangku sudut kota. mereka seakan tidak peduli dengan keindahan pelangi. para pengemudi yang berteduhpun siap melanjutkan perjalanan. pemulung tua yang basah kuyup tidak henti mengorek tempat sampah. bapak berseragam di pos yang bertulis " kami siap melayani anda " tengah sibuk mencatat surat tilang. para pemuda kumal dengan anting dan rambut aneh masih setia di lampu merah. seketika itu pandanganku mulai tertuju pada seorang pemuda berkaca mata dengan buku dan tas dibahunya. dia berusaha mengeluarkan sepeda dari parkir yang sesak karena tumpukan motor. begitu pusing memutar sepeda, melongok ke kanan dan kekiri untuk mencari celah. aku menghampirinya dengan maksud untuk membantu untuk mengeluarkan sepeda.
"kenapa mas" tanyaku " sepedaku ndak bisa keluar, terlalu banyak motor " jawabnya.
" kita angkat saja mas, dari pada nyingkirkan banyak motor " usulku
pemuda itu menganggukan kepalanya, kami berdua mengangkat sepeda untuk keluar dari areal parkir. dengn senyuman kecil pemuda itu berkata " terima kasih mas atas bantuannya "
mas mau kemana ? mau ke jalan timoho. itu khan sekitar 10 km dari sini. iya mas. ga kejauhan naik sepeda dari sini kesana. demi kelangsungan hidup manusia aku tidak keberatan. maksudnya ? dunia ini sudah sesak dengan polusi, dengan kendarakan bermotor, bumi sudah semakin panas dan manusia seakan tidak perduli. mereka hanya memikirkan hidup mereka tanpa berpikir hidup anak cucunya. mereka hanya menikmati semua untuk saat ini tanpa menerima akibatnya kelak.

bersambung ...

0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger