Rabu, 19 Agustus 2009

ketika hati bicara hati yang lain mendengar

Ini bukanlah drama percintaan yang dituliskan dilembar buku kehidupan. ini bukanlah pertengkaran antara Setan dan dancok yang sudah sekian lama menjaga hubungan. hanya sekedar menghibau pada para pemuja cinta serta jiwa penyayang setiap insan. nilai kasih sayang yang aku berikan ternyata membuatku larut dalam dilema kekhawatiran. salahkah aku yang memberi perhatian tulus kepadamu, aku hanya tidak mengerti dimana jalan yang harus kutuju. cinta kita yang terjalin dengan limpahan kebahagiaan menjadi rumit.
Aku balikan keadaan dimana aku menjalani sepenggal drama cinta untukmu. ketika aku datang dipulau tercinta yakni pulau jawa. sudut kota solo yang lengang dan angin yang bersiul merdu. sekeluarga sedang beramai ramai menyiapkan hajat pernikahan saudara sepupuku. tepat dihari ulang tahunmu 21 april. tiga hari setelah itu kutinggalkan bundaku bersama kerabat hanya untuk melihatmu. tanggal 24 sore aku langsung menemuimu memberikan titipan dari orang tuamu. keesokannya aku mengjakmu pada pukul 12.17 WIB aku mengajakmu ke acara wisuda teeman temanku, kita telat dengan kekecewaan kitapun pulang. perjalanan dengan mendung yang menjamur dengan rintik hujan berubah menjadi gemuruh hujan. keta berteduh diwarung makan dan bukan sebuah restaurant mewah. kamu makan seadanya dan aku tak henti menatapmu, hanya satu hati yang bicara sementara hati yang lain belum bisa mendengar. malamnya engakau bersama teman temanmu akan berkumpul dikedai kopi. seketika aku mengatur jadwal pertemuan teman - teman organisasi menuju kesana. sebelum datang aku bergegas ke mirota disamping bundaran UGM. dengan nafas terengah engah aku mencari apa saja yang cocok engkau kenakan. aku belum mengenal kamu dan aku belum ta`hu apa yang kamu sukai. aku mencari kerudung dan kubungkus dengan kertas dengan sangat terburu buru. itulah awal dari segalanya.
Kini sudah lima bulan lamanya dari April hingga Agustus. engakau pernah melakukan kesalahan sekali. ketika kepalaku terbentur kaca jendela tempat kontrakan baru. engaku memang datang, sungguh senang serta bahagia. engkau bertanya kepadaku apakah aku keluar malam itu dan kujawab tidak. padahal ada perkumpilan anak anak sulawesi di kali code. aku coba datang kesana dan dibelakangku engkau juga datang kesana. entah apa maumu, aku mendengarnya dari orang lain. sakit sekali rasanya dan aku hanya belajar bersikap. kutekankan kembali padamu jika engkau hanya menempelkan nama sebagai status pacar bagiku tidak apa apa. mungkin malu ataukah memang kamu terbiasa mempermainkan hati yang bicara. engkau hanya menangis dan meminta maaf.
Lagi lagi adalah bersikap, untuk mengenal dirimu aku mencoba mencari tahu apa saja tentangmu. bahkan semua tentang kuliah, teman, hingga aku selalu mencoba menghapal nomor handphonemu. mungkin sampai sekarang kamu belum tahu tanggal lahir serta nomor handphoneku. apalagi yang salah denganku lagi lagi engkau buat kesalahan, aku pergi ke solo dan aku percaya dengan kegiatanmu saat ini. aku mendengar kembali dari orang lain. sulitkah engkau terbuka untukku, ataukah keinginan kita untuk menjalani menjadi pasangan suami istri hanya dari keinginanku bukan keinginanmu. apakah yang awalnya kamu main main sampai sekarang kamu hanya ingin main main. ingat segala sesuatu bermula dari sebuah niat. aku ingin ketika hatiku bicara, maka hatimu mendengar.

0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger