Jumat, 20 November 2009

WAR OF HEART

Sayub mata melayu dengan kegalutan bimbang didalam ruangan sunyi. bertaburan kertas dengan aneka tulisan yang bermacam - macam. pena diujung meja meneteskan tinta hitam pekat dan aku masih duduk merenung diatas karpet biru yang telah usang. dari balik jendela kutatap sang surya marah membakar bumi. daun terminalia catappa nampak gugur satu persatu mengotori halaman yang tadinya bersih. aku masih saja termenung menatap itu semua, tidak lama kudengar suara dari luar memanggil namaku. suara yang tidak asing dari telinga ini, suara sahabat yang menemani dikala hati sedang sedih. nasehat sahabat jauh lebih menentramkan benak yang kalut.

"hey... yud, apa yang engkau renungkan diruang yang berantakan ini. tidakkah engkau lihat masih banyak yang bisa engkau lakukan diluar sana "
" diluar sana, matahari sedang marah oleh ulah manusia. aku tidak ingin membuatnya jauh lebih marah "
kenapa engkau harus menghakimi dirimu dengan petaka yang dibuat penguasa. lebih baik kita lupakan dan membuat lembaran baru penuh denbgan makna bijak. tertampar rasanya pipiku mendengar itu semua. tidak pernah terbayang olehku meninggalkan waktu yang selalu melangkah maju. aku beranjak dari serpihan kertas dilantai dan kutegakkan badanku. aku segera menuju pintu dengan panas yang memanggil. tubuhku terasa kaku seolah aliran darah tidak mampu mengalir seperti yang seharusnya.hari mulai sangatlah terik dengan sangsurya tepat diatas kepala. apakah manusia tidak sadar telah melukai hati dalam perang ego mereka antar sesama. pertautan hati untuk memberi apa yang mereka miliki membuat mereka semakin egois.

0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger